Hmi Pekanbaru - Kelima media tersebut dianggap telah menyebarkan berita bohong, terkait pemberitaan soal pertemuan antara Aburizal Bakrie dengan Gayus Tambunan.
Kuasa Hukum Aburizal Bakrie, Aji Wijaya, mengatakan, laporan itu sudah disampaikan kepada Dewan Pers. Pihak Aburizal Bakrie menuntut lima media tersebut agar mencabut pemberitaan dan meminta maaf. "Tentunya sudah kami cantumkan di Dewan Pers bahwa yang kita minta misalnya untuk harian KOMPAS permintaan maaf selama satu bulan setiap hari sebanyak satu halaman. Kemudian di TV selama satu bulan, prime time limabelas kali masing-masing durasi dua menit dan sebagainya. Tapi itu semua nanti tergantung hasil pemeriksaan dan mediasi di Dewan Pers". Lima media yang dilaporkan Aburizal Bakrie ke Dewan Pers adalah KOMPAS, detik.com, Media Indonesia, Metro TV dan Liputan 6 SCTV. Kelima media itu dituding menyebarkan berita bohong tentang adanya pertemuan antara Aburizal Bakrie dengan Gayus Tambunan di Bali. Selain Dewan Pers, Aburizal Bakrie juga akan melaporkan SCTV dan Metro TV ke Komisi Penyiaran Indonesia KPI. Saat ini mereka sedang mempertimbangkan untuk melaporkan lima media massa ini ke polisi.
Wakil pemimpin redaksi situs detik.com, Didik Supriyanto, mengaku, pemberitaan medianya mengenai masalah tersebut sudah memenuhi kaidah jurnalistik. "Kita merasa independen dalam menulis berita, kita coba periksa akurasinya, cukup obyektif juga seimbang. Dan yang terakhir kita tetap bersikap netral atas masalah ini. Jadi kaidah-kaidah jurnalistik itu sudah sungguh-sungguh kita terapkan dalam mengumpulkan, menulis dan kemudian memuat berita tentang pak Ical". Namun demikian menurut Didik, pihak detik.com akan mematuhi hasil keputusan Dewan Pers terkait kasus ini.
Langkah berbeda diambil Liputan6 SCTV. Wakil Pemimpin Redaksi Liputan6, Nunung Setiyani, menyatakan pihaknya akan meminta maaf kepada Aburizal Bakrie. "Sore ini (Rabu, 24/11)kita akan memberitakan ralatnya, dan juga pengaduan Pak Ical ke Dewan Pers, sekaligus kita minta maaf untuk pemberitaan yang pada hari Kamis pekan lalu itu keliru." Sengketa Aburizal Bakrie dan lima media ini berawal dari terungkapnya fakta bahwa Gayus Tambunan sempat keluar dari tahanan untuk menonton pertandingan tenis di Bali. Pada saat bersamaan, pengusaha Aburizal Bakrie juga menonton pertandingan tersebut. Setelah itu, sejumlah media memberitakan mengenai adanya pertemuan antara Gayus dengan Aburizal Bakrie di Bali.
Gayus, petugas pajak yang saat ini menjadi terdakwa karena dugaan menerima suap, dalam persidangan sebelumnya mengaku menerima suap dari salah satu perusahaan yang dimiliki Aburizal Bakrie.
Sumber berita: Andy Budiman/http://www.dw-world.de/dw/article/0,,6262774,00.html
Kuasa Hukum Aburizal Bakrie, Aji Wijaya, mengatakan, laporan itu sudah disampaikan kepada Dewan Pers. Pihak Aburizal Bakrie menuntut lima media tersebut agar mencabut pemberitaan dan meminta maaf. "Tentunya sudah kami cantumkan di Dewan Pers bahwa yang kita minta misalnya untuk harian KOMPAS permintaan maaf selama satu bulan setiap hari sebanyak satu halaman. Kemudian di TV selama satu bulan, prime time limabelas kali masing-masing durasi dua menit dan sebagainya. Tapi itu semua nanti tergantung hasil pemeriksaan dan mediasi di Dewan Pers". Lima media yang dilaporkan Aburizal Bakrie ke Dewan Pers adalah KOMPAS, detik.com, Media Indonesia, Metro TV dan Liputan 6 SCTV. Kelima media itu dituding menyebarkan berita bohong tentang adanya pertemuan antara Aburizal Bakrie dengan Gayus Tambunan di Bali. Selain Dewan Pers, Aburizal Bakrie juga akan melaporkan SCTV dan Metro TV ke Komisi Penyiaran Indonesia KPI. Saat ini mereka sedang mempertimbangkan untuk melaporkan lima media massa ini ke polisi.
Wakil pemimpin redaksi situs detik.com, Didik Supriyanto, mengaku, pemberitaan medianya mengenai masalah tersebut sudah memenuhi kaidah jurnalistik. "Kita merasa independen dalam menulis berita, kita coba periksa akurasinya, cukup obyektif juga seimbang. Dan yang terakhir kita tetap bersikap netral atas masalah ini. Jadi kaidah-kaidah jurnalistik itu sudah sungguh-sungguh kita terapkan dalam mengumpulkan, menulis dan kemudian memuat berita tentang pak Ical". Namun demikian menurut Didik, pihak detik.com akan mematuhi hasil keputusan Dewan Pers terkait kasus ini.
Langkah berbeda diambil Liputan6 SCTV. Wakil Pemimpin Redaksi Liputan6, Nunung Setiyani, menyatakan pihaknya akan meminta maaf kepada Aburizal Bakrie. "Sore ini (Rabu, 24/11)kita akan memberitakan ralatnya, dan juga pengaduan Pak Ical ke Dewan Pers, sekaligus kita minta maaf untuk pemberitaan yang pada hari Kamis pekan lalu itu keliru." Sengketa Aburizal Bakrie dan lima media ini berawal dari terungkapnya fakta bahwa Gayus Tambunan sempat keluar dari tahanan untuk menonton pertandingan tenis di Bali. Pada saat bersamaan, pengusaha Aburizal Bakrie juga menonton pertandingan tersebut. Setelah itu, sejumlah media memberitakan mengenai adanya pertemuan antara Gayus dengan Aburizal Bakrie di Bali.
Gayus, petugas pajak yang saat ini menjadi terdakwa karena dugaan menerima suap, dalam persidangan sebelumnya mengaku menerima suap dari salah satu perusahaan yang dimiliki Aburizal Bakrie.
Sumber berita: Andy Budiman/http://www.dw-world.de/dw/article/0,,6262774,00.html